Jangan Loyal pada Orang Kafir
Jangan loyal pada orang kafir, demikianlah keyakinan yang mesti dimiliki setiap muslim. Namun apa yang dimaksud loyal dan dalil larangannya, insya Allah akan dikaji dalam artikel berikut ini. Semoga Allah beri hidayah untuk memahaminya.
Larangan Bersikap Loyal Terhadap Orang Kafir
Allah subhanahu wa ta’ala telah melarang untuk melakukan sikap muwalah (cinta, loyalitas) terhadap kaum Yahudi dan Nasrani, dan kaum musyrikin di banyak tempat dalam Al Qur’an. Demikian pula bahwa sikap tersebut dapat membatalkan keimanan kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir, dan bahwa sikap tersebut merupakan sebab fitnah dan kerusakan di muka bumi.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi aulia’ (teman-teman setia) yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS Al Mumtahanah : 1)
Kemudian Allah memotivasi hamba-Nya yang beriman untuk mengikuti jalan kekasih-Nya Ibrahim alaihissalam, meneladani beliau dalam sikap memusuhi musuh-musuh Allah Ta’ala dan berlepas diri dari apa yang mereka sembah dari selain Allah, dan menampakkan sikap kebencian dan permusuhan selama mereka masih ingkar kepada Allah.
قد كانت لكم أسوة حسنة في إبراهيم والذين معه إذ قالوا لقومهم إنّا برءاء منكم ومما تعبدون من دون الله كفرنا بكم وبدا بيننا وبينكم العداوة والبغضاء أبدا حتى تؤمنوا بالله وحده
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami bara’ (berlepas diri) dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah semata” (Al Mumtahanah : 4)
Dan barangsiapa yang tidak meneladani Ibrahim ‘alaihissalam dalam sikap permusuhan tersebut, maka ia memperbodoh dirinya sendiri karena meninggalkan millah Ibrahim. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ
Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (QS. Al Baqarah : 130)
Terlarangnya Sikap Wala’ terhadap Orang Kafir Meskipun dalam Bentuk Minimal
يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا اليهود والنصارى أولياء بعضهم أولياء بعض
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi auliya’ , pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain” [QS. Al-Maaidah : 51]
Kemudian Allah Tabaraka wa ta’ala memperingatkan dengan keras akan sikap loyal dan mengancam dengan tegas dalam firman-Nya,
ومن يتولهم منكم فإنّه منهم إن الله لا يهدي القوم الظالمين
“Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim” [QS. Al-Maaidah : 51]
Sebagian ahli tafsir berkata, فيه زجر شديد عن إظهار صورة الموالاة لهم وإن لم تكن موالاة في الحقيقة, “Dalam ayat ini terkandung peringatan keras untuk menampakkan sikap loyal walaupun bukan dalam bentuk hakiki”. Oleh karena itu ayat ini menjelaskan kadar minimal seseorang dikatakan telah berwala’ kepada orang kafir (yaitu dengan mengangkat pemimpin dari kalangan Yahudi dan Nasrani), meskipun ia tidak bermaksud untuk itu. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muhammad bin Sirin beliau berkata, “Abdullah bin Utbah berkata : Hendaklah salah seorang di antara kalian takut, ia menjadi Yahudi atau Nasrani tanpa ia sadari. Beliau berkata : Maka aku mengira hal ini merupakan maksud ayat tersebut (yaitu QS Al Maidah : 51 diatas -pen)”
Akan tetapi maksud menjadi Yahudi atau Nasrani di sini bukanlah menjadi kafir dan keluar dari agama Islam, melainkan dalam sifat-sifatnya. Karenanya Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata dalam tafsir beliau,
التولي التام يوجب الانتقال إلى دينهم. والتولي القليل يدعو إلى الكثير، ثم يتدرج شيئا فشيئا، حتى يكون العبد منهم
“Sikap wala’ yang sempurna melazimkan keluarnya seseorang dari agama Islam, sedangkan sikap wala’ yang sedikit (seperti dalam ayat di atas -pent) akan mendorong pelakunya kepada sikap wala’ yang banyak, kemudian sedikit demi sedikit lagi bertahap, hingga jadilah ia bagian dari mereka (yaitu setelah ia melakukan sikap wala’ yang sempurna dan menjadi kafir -pent)”
Oleh karena itu bersikap wala’ terhadap orang kafir adalah terlarang, meskipun hanya sedikit dan tidak bermaksud untuk hal tersebut. Apatah lagi sikap wala’ yang memang disengaja dan merupakan bentuk keridhaan terhadap agama mereka?!
Bagaimana hukum mengucapkan selamat natal? Nantikan dalam artikel selanjutnya.
Penulis: Yhouga Pratama
Artikel www.remajaislam.com
Artikel asli: https://remajaislam.com/292-jangan-loyal-pada-orang-kafir.html